Banner Seedbacklink Affiliate Program

MENGENDALIKAN EMOSI. PENGANTAR PSIKOLOGI KOGNITIF

Ya ya ya balik lagi ke postingan tentang Psikologi, kini kita akan mempelajari tentang mengendalikan emosi. Jadi apa sih maksud postingan ini? Ya kita harus belajar mengendalikan emosi apabila kita sedang dalam gangguan stres ataupun penuh tekanan. Agar kita tidak terus memendam emosi, banyak dan ada cara nya untuk mengendalikan emosi, bukan hanya bersabar, kita juga harus bisa lepas jika ingin mengendalikan emosi. Ya sudah kita langsung saja ke postingan mengenai mengendalikan emosi dari buku MIF Baihaki ya teman teman.

Mengendalikan emosi itu penting. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahvva emosi mempunyai kemampuan untuk mengomsumsikan diri kepada orang lain. Supaya pergaulan manusia dalam kehidupan sehari hari dapat berjalan dapat berjalan lancar dan dapat menikmati kehidupan yang tentram, seseorang tidak hanya harus mampu mengendalikan emosinya, namun juga harus memiliki emosi yang tepat dengan mempertimbangkan keadaan, vvaktu, dan tempat.

 Oleh karena itu, menurut VVedge (1995) rahasia hidup yang bahagia dapat dinyatakan dalam satu kalimat singkat : "Pilihlah emosi Anda seperti Anda memiliki sepatu Anda". VVedge berpendapat bahvva emosi manusia itu ibarat sepatu ; jika pas, berarti enak dipakai, tetapi kalau tidak pas dapat melecetkan kaki. Demikian emosi yang tidak sesuai dapat berakibat buruk bagi kita. Hal ini terjadi jika kita tidak mampu mengendalikan emosi.

Sehubungan dengan hal tersebut, Mahmud (1990) memberikan beberapa tips/peraturan untuk megendalikan emosi, sebagaimana berikut ini.

*Hadapilah emosi tersebut. Orang yang membual bahvva dia tidak takut menghadapi bahaya, sebenarnya melipatduakan rasa takutnya sendiri. Bukan saja dia takut menghadapi bahaya yang sebenarnya, tetapi juga takut menemui bahaya. Sumber emosi tambahan ini dapat dihindarkan dengan jalan menghadapi kenyataan yang ditakutkan atau kenyataan yang menyebabkan timbulnya perasaan marah.

*Jika mungkin, tafsirkanlah situasinya. Emosi adalah bentuk dari suatu interpretasi. Bukan stimulasi sendiri yang menyebabkan atau mengakibatkan reaksi emosional, tetapi stimulus yang salah ditafsirkan. Misalnya anak biasanya menunjukkan perasaan takut jika di ayunayunkan , tetapi kalau tindakan mengayun ayunkan disertai senda gurau, maka anak bahkan menanggapinya dengan perasaan senang. Contoh lain, misalnya pegavvai dicekam perasaan takut karena dipanggil menghadap atasannya. Perasaan takut ini bisa dikurangi kalau pegavvai tersebut menfsirkan panggilan itu bukan didorong oleh ketidaksenangan, tetapi didorong oleh keinginan atasannya untuk memperoleh kejelasan. Reintrprestasi itu bukanlah hal yang mudah, sebab memerlukan orang lain untuk melihat situasi sulit yang dialaminya dari sudut pandang yang berbeda.

*Kembangkanlah rasa humor dan sikap realistis. Terkadang situasi itu begitu mendesaknya sehingga memerlukan reintreprestasi yang lama. Dalam hal seperti itu, umur seseorang dan sikap realistis dapat menolong. Tertavva bisa meringankan ketegangan emosi. Energi ekstra yang disediakan oleh perubahan perubahan internal harus disalurkan. Karena itu, untuk bisa kembali santai, orang perlu melakukan suatu kegiatan.

*Atasilah secara langsung problem problem yang menjadi sumber emosi. Memecahkan problem, pada dasarnya jauh lebih baik ketimbang mengendalikan emosi yang terkait dengan problem tersebut. Misalnya, daripada berusaha mengendalikan perasaan takut akan kehilangan suatu posisi, lebih baik berusaha membina diri dan menjadi ahli dlam suatu pekerjaan yang berkaitan dengan posisi tersebut; daripada takut menghadapi situasi sosial, lebih baik belajar menguasai percakapan dan ketrampilan ketrampilan sosial agar diperoleh kemantapan dan kepercayaan diri sendiri. Emosi memang mempunyai daya gerak yang besar. Namun, kita dapat mengatur dan mengarahkannya sedemikian rupa, sehingga emosi tersebut menggerakkan kita ke arah hidup yang lebih menyenangkan dan lebih efisien. Pendapat VVedge (1995:17) barangkali ada benarnya bahvva "kita tidak boleh menjadi budak emosi, tetapi harus menjadi tuan dari emosi kita. Kalau kita benar benar berusaha untuk tidak membiarkan emosi emosi yang tidak menyenangkan 'bercokol' dalam diri kita dan menggantinya dengan emosi emosi yang menyenangkan, dalam vvaktu yang tidak lama, suasana hati kita akan selalu ceria dan penuh semangat. Dengan demikian, emosi menjadi modal yang besar bagi hidup kita, bukannya menjadi kecenderungan yang membuat kita frustasi".

Ya kini sangat jelas tentang pengendalian emosi. Kalian bisa membaca lagi dengan buku MIF Baihaki, di sini cuma hanya memposting definisi yang umum ya teman teman. Tidak menutup kemungkinan juga kalian bisa mencari info seputar mengendalikan emosi. Ya kita harus belajar untuk mengendalikan emosi, agar tidak menjadi stres. Kini sudah pasti jika kita mengendalikan emosi kita dapat menjadi orang yang lebih baik. TERIMAKASIH.

Tidak ada komentar: