Balik lagi ke cerita senja dan jingga. Pada suatu hari pertemuan Amoris dan Putra Reinhard penuh dengan kejutan baik akan hadirnya jingga ketigabelas. Dari yang udah udah Putra senang dengan kehidupannya yang penuh dengan menari dan menghidangkan makanan atau penjaga cafe. Sedangkan Amoris tetap menjadi seorang mahasiswa yang sangat penuh dengan tugas dan cita cita.
Amoris dan Putra melihat keduanya sama persis seperti bayangan beberapa tahun yang lalu. Karena mereka hidup di masa yang berbeda mereka selalu bertemu dengan banyak alasan akan pertemuan keduanya. Kini entah sejak berapa lama yang lalu mereka menjadi penuh dengan tantangan dan cita cita akan hadirnya saksi antara hubungan mereka berdua.
Oleh karena itu jingga dan senja menjadi penuh dengan misteri akan hadirnya purnama kedua. Dan dengan mudahnya jingga dan senja sangat penuh dengan cerita lama akan hadirnya jingga ketiga belas come back to run ning la te.....
Akhirnya sang jingga menjadi bahan obrol ketiga belas akan munculnya sang purnama dan si bulan sabit ketiga. Dengan adanya jingga dan senja, Amoris dan Putra menjadi lebih tertata akan pertemuannya dan hubungannya, kini jingga ketigabelas menjadi ironi akan pertemuan mereka berdua.
Pada awal yang sama jingga dan senja mejadi bagian awal pertemuan antara bulan dan waktu. Dalam tantangannya jingga menjaga Putra dan menjadi seluk beluk akan hadirnya Jingga dan Senja.
Wahai sang jingga pada awalnya komunikasi senja adalah diam. Dan bahasa jingga adalah jiwa. Kini Putra dan Amoris menjadi suatu bahasa jiwa akan pertemuan laki laki dan perempuan. Segenap bahasa akan hadirnya malaikat dan evil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar