Ahah… Akhirnya. dari yang telen tang ampe yang buruk pun tertutupi juga. Tabula rasa itu apa sihh???
Yang gue tau semua yang membaca ini bakalan tau apa keinginan si penulis. Ya kan???? Banyak hal yang sampe sekarang pun jauh dari layar kehidupan gue sendiri. Mulai dari menentukan profesi, pekerjaan. Dan sebagainya. Jadi demi apapun gue cukup tau aja perjalanan yang akhirnya takdir yang memulai. Semua nya bias saat gue menyakinkan diri kalo diri gue itu emang bukan apa apa. Semuanya sejalan dengan tantangan per hari yang bias ngerubah hidup seorang sahabat. Demi apapun ga ada tuh yang nanya pekerjaan kamu apa, lahir tahun berapa, dan tujuan kamu hidup buat apa.
Karena emang semuanya mengalir seperti air yang tenang. Ga ada lagi kali ya yang dia bilang sampah mayarakat. Karena semua nya udah punya fungsi dan tujuan nya masing masing.
Sempet sih kelabakan buat nentuin tujuan dan cita cita. Tapi apa daya, gue udah sering sih terlatih patah hati….
Demi apapun gue cuma mau nemuin semua kegiatan yang gue lakuin, karena semuanya di tentukan dari kecepatan kita mengolah informasi. Menggali materi yang tak ada henti… Dan membuat sesuatu yang INDAH. Kadang keindahan gak bias di ukur dengan standard materi juga sih, semuanya akan indah pada waktunya. Semuanya akan terjawab seiring berjalannya waktu
Isi tulisan adalah asli dari penulis, yang sedang menganalisa dan mencoba untuk membuat sesuatu yang baru dan tercepat. Tidak untuk diduplikasi dalam bentuk fisik maupun digital. Dalam pembuatannya tak berjalan dengan baik akan tetapi dapat membuat pembaca terasa seperti masuk ke dalam dunia fantasi. Semoga tulisan ini dapat menginspirasi pembaca secara cepat dan tepat. Kecepatan informasi tidak terlepas dengan adanya kecepatan pemberdayaan sumber yang tayang & terlihat. Regards.***
Tabula Rasa 7
Tabula Rasa 6
Dan pada akhirnya semua nya belajar apa arti pemberian dan kiasan. Mulai hari ini semua nya semangat cuy buat belajar bareng bareng dari a yang kecil sampe permasalahan besar. Semuanya beranggapan bahwa langit itu selalu sama. Sedangkan arah mata anginnya berbeda, untuk kesekian kalinya gue udah ga kontakan sama dia lagi. Because of way. Hal yang terberat itu adalah melupakan.
Entah apa yang terpikirkan oleh diri gue sekarang, Banyak hal yang kadang bikin gue penasaran sama cita cita, pride, dan apapun tentang semua hal. Emang sih gue ga bisa kontakan ama dia lagi, tapi demi apapun semuanya yang sedang menimpa masalah gue jawab itu dengan tantangan. Karena gue berharap dia dan semesta yang akan menilai. Menunggu emang bukan suatu kebiasan. Tapi kebiasaan menunggu gue yang sampe saat ini mengekang tanpa batas. Menjadikan suatu awal yang ganjil dalam keseharian gue sendiri. Mau gimana pun hak hak yang ada pada gue menjadikan titik semangat kalo pencapaian hidup tertinggi ya melanjutkan atau memulai.
Disamping itu kendala nya pun beragam banget. Entah itu kesetanan, ngeliat masa lalu yang ancur dan pembawaan yang kokoh untuk menatap masa depan. Dengan adanya masa lalu yang tak kunjung berlalu. Semakin gue harus bayar semuanya. Mulai dari hal yang emang ga bisa gue lupakan seumur hidup. Semuanya cuma ngejawab asem garem itu cuma bumbu. Apa itu ga berlebihan. Semua yang lalu emang bisa balik k tempat semula????? Dia yang bilang kalo hal hal yang menunjukkan kelemahan pasti bisa di tutup dengan kelebihan... Hah pikir lagi deh coba. Apa itu kelebihan yang mutlak. Vero bilang semuanya itu udah di takdirkan. Hey, tanya lagi siapa yang di takdirkan dan di abaikan?