Selamat Datang!!!

Selamat Datang!!!
Annyeonghaseyo 안녕하세요.

Batik Bantengan Yang Wajib Kamu Tahu Dari Batu Jawa Timur

{Astra X Tika Widya}

Batik Sebagai Warisan Budaya


Batik adalah sebuah kerajinan yang dimiliki oleh negara kita Indonesia. Tidak banyak yang mengira batik sangat banyak ragamnya dan terkesan seperti sebuah mahakarya yang kita punya. Anjani Sekar Arum adalah pengusaha muda dari Batu, Jawa Timur yang terkenal karena menghidupkan motif Batik Bantengan, sebuah motif batik yang terinspirasi dari kesenian tradisional Bantengan. Anjani Sekar Arum berasal dari keluarga seniman.

Ayahnya bernama Agus Tubrun merupakan pendiri komunitas budaya Bantengan Nuswantara. Dan ibunya adalah seorang penari. Ia menempuh pendidikan di studi Seni dan Desain di Universitas Negeri Malang. Julukan yang diberikan orang-orang kepada Anjani adalah Anjani Bantengan. Karena dia banyak memasukkan unsur bantengan dalam karya batiknya.

Perkenalan Tokoh Batik Bantengan

Ia adalah seorang wanita yang gemar dan identik serta suka dengan seni. Karena mama dan papa nya juga pekerja dibidang seni makanya dia sangat cinta dengan seni dan membuat karya berupa Batik dengan motif Bantengan. Anjani Sekar Arum mendirikan sebuah Sanggar Batik Tulis Andhaka di tahun 2014. Ia sangat cinta dengan batik. Makanya dia lebih memilih untuk membuat batik dengan tema dan motif Bantengan. Anjani Sekar Arum sangat suka membatik dengan motif Bantengan. Ia memproduksi dan memasarkan batik Bantengan kepada khalayak umum dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Anjani memulai produksi pada 2010 dan secara resmi memasarkan karya-karyanya pada 2014.

Karyanya dipamerkan dalam pameran solo di Galeri Raos Batu. Kesuksesan ini menarik perhatian Dewanti Rumpoko (istri Wali Kota Batu saat itu), yang mendorong agar Batik Bantengan ditetapkan sebagai batik tanda resmi Kota Batu di Jawa Timur. Anjani Sekar Arum juga mendirikan galeri dan studio batik sendiri. Di tahun 2018 ia memulai itu semua dengan benar-benar dan sangat terampil. Selanjutnya ia mengajarkan kepada 36 pembatik cilik serta menjadi tutor dengan 200 siswa sekolah dasar yang sudah memiliki penghasilan sebesar 300 ribu perbulan.

Definisi Penting Tokoh Batik Bantengan


Ia sangat mempertahankan penghasilannya dan sangat ingin membantu para khalayak umum yang ingin belajar membatik dengan baik dan benar. Ia hanya mengambil untung 10% dari penghasilannya. Setelah menerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2017. Anjani mendapat dana pembinaan dari Astra. Ia menggunakan dana tersebut untuk membeli peralatan batik, tanah dan memperbesar sanggar . Ia juga mengadvokasi pemerintah agar menyediakan peralatan membatik ke setiap sekolah dan mendorong guru ikut belajar membatik. Tak heran jika selepas kuliah, Anjani memilih untuk fokus mengembangkan batik dengan motif Bantengan. Sejak 2014 dia memiliki sanggar dan galeri yang terletak tidak jauh dari Alun-alun Kota Batu. Sanggar dan galerinya terus berkembang sehingga Anjani membutuhkan tempat yang lebih layak.

Maka sejak 2018 dimulailah proses pemindahan sanggar dan galeri Anjani ke tempatnya saat ini, di Desa Bumiaji. Lewat kepindahan itu, Anjani seolah membawa Bantengan pulang. Anjani hanya seorang yang giat dengan seni. Darahnya sudah bersentuhan dengan seni mungkin dari kecil. Makanya beribu cara ia lakukan untuk menunjukkan karya Batik Bantengan Nya itu.

Sesungguhnya dia bukan orang yang gampang menyerah ya. Tekadnya sudah bulat untuk membuat karya yang diingat sepanjang masa. Karyanya sudah dipajang di berbagai macam pameran dan galeri serta studio. Karyanya sudah dicintai dengan matang dan sempurna. Pelestarian budaya lokal. Anjani melihat Bantengan bukan sekadar pertunjukan, melainkan warisan nenek moyang dan simbol identitas Batu.

Dalam wawancara ia berkata, “Bantengan itu merupakan warisan nenek moyang kita, dan kita memiliki kewajiban untuk melestarikannya. Kita tidak boleh membiarkan budaya ini terpinggirkan, terutama karena kita adalah penjaga budaya” . Dengan mengalihkan motif Bantengan ke media batik, ia menjaga seni Bantengan tetap hidup dan dikenal luas. Bahkan di mancanegara. Pemberdayaan ekonomi. Program pelatihan di Sanggar Andhaka memberi kesempatan bagi anak‐anak dari keluarga prasejahtera untuk memperoleh keterampilan dan penghasilan. Menurut laporan SWA, setiap bulan sanggar memproduksi sekitar 200 lembar batik dengan omzet sekitar Rp 40 juta, sebagian besar pendapatan dibagi kepada para pembatik muda.

Kontribusi Tokoh Batik Bantengan


Pengembangan wisata edukasi. Galerinya di Desa Bumiaji menjadi destinasi wisata baru yang melengkapi pesona kebun apel dan sumber air di daerah itu . Pengunjung dapat belajar membatik, membeli batik khas Batu dan menikmati cerita di balik setiap motif. Hal ini membantu memulihkan pariwisata Bumiaji yang sempat lesu akibat penyakit tanaman apel. Inspirasi kewirausahaan sosial. Anjani sering menolak pandangan bahwa bisnis harus mengejar keuntungan tinggi.

Dalam Good News From Indonesia, ia menyatakan bahwa ia lebih suka disebut seniman karena seniman selalu membawa manfaat untuk masyarakat.

Baginya membantu orang tidak selalu melalui uang, dengan membuat masyarakat bahagia melalui seni, ia sudah merasa berkontribusi. Pandangannya ini menginspirasi banyak generasi muda untuk melihat usaha sebagai wadah pelestarian budaya dan pemberdayaan sosial.

Anjani Sekar Arum merupakan contoh seorang perempuan yang keren, berwibawa, dan disenangi oleh sekelilingnya. Ia menunjukkan bahwa perempuan dapat bekerja dengan hobi dan minat yang sama. Anjani Sekar Arum berkontribusi bagi keberlangsungan sebuah karya Indonesia di kancah nasional maupun internasional yaitu batik Bantengan.

Dengan segala darah yang mengalir dalam dirinya tidak membuat wanita ini hidup yang menjemukan. Justru dari tangannya lah berdiri sebuah Sanggar Batik Tulis Andhaka yang membantu orang dan khalayak umum dapat belajar membatik dengan baik dan sempurna. Sesungguhnya kita membutuhkan orang seperti Anjani Sekar Arum ini untuk menjadikan kita sebagai warga yang saling membantu dan menolong untuk Indonesia yang lebih baik lagi. Anjani Sekar Arum telah membuktikan nya sendiri.

Anjani Sekar Arum memberikan kita gambaran bahwa di usia yang masih muda kita masih dapat berkarya. Hanya saja setiap orang kemampuannya berbeda-beda makanya kita enggak bisa menghasilkan yang sama. Sejujurnya semuanya itu adalah pilihan yang benar-benar baik dan sesuai dengan standar yang kita miliki. Semuanya sekarang sudah mendapatkan porsi nya masing-masing jadi mending kita usahakan selagi masih ada waktu. Jangan sampai kita menyesal suatu hari nantinya ya.

Kita adalah bentukan dari masa lalu, masa kini dan masa depan. Semuanya berproses. Maka jangan cepat putus asa ya. Mulailah dengan kegiatan kecil dan hal hal kecil yang membuat kita menjadi individu yang bermanfaat dan selalu tinggalkan kesan baik ya.

Penutup Dan Kesimpulan Tokoh Batik Bantengan


Anjani Sekar Arum menunjukkan bagaimana seorang seniman bisa menjadi motor kewirausahaan sosial. Aktivitasnya tidak sebatas menghasilkan batik unik, tetapi juga melestarikan seni tradisional, memberdayakan generasi muda dan mengangkat ekonomi lokal. Dengan memanfaatkan warisan budaya Bantengan sebagai motif batik dan membagi keuntungan secara adil kepada pembatik cilik. Anjani berhasil menciptakan model usaha yang berkelanjutan sekaligus berdampak sosial.

Keberhasilannya diakui melalui berbagai penghargaan seperti SATU Indonesia Awards dan liputan media internasional. Kisah Anjani menjadi bukti bahwa keberlanjutan budaya dan kesejahteraan masyarakat dapat berjalan seiring melalui kreativitas dan dedikasi. Jadi dapat disimpulkan Anjani adalah bukti nyata seorang yang tidak gampang menyerah dan pastinya ada lah sebuah contoh bagi kalian yang ingin mengubah jalan hidupnya terutama di bidang seni. #APAxKBN2025


Tidak ada komentar: