Banner Seedbacklink Affiliate Program

Jingga keduabelas come back to reality.... Just let me improve the rules. Axis comes to poros I

👀

Come back to reality its the another person who you give. Amoris Saratib dan Putra Reinhard menjadi ukuran akan kembalinya jingga dan senja di temaramnya tempat yang akan terbagi lagi menjadi dua klausal ide akan hadirnya purnama jingga dan senja.

Dengan kata lain just give back to reality just the another palace and you come back to my way.

Dengan kata lain Amoris dan Putra Reinhard menjadi penuh dengan tantangan baru akan hadirnya purnama keduabelas, Dalam penuh dukungan dan hambatan tabula rasa kembali ke dalam putaran dan antrian antara jingga dan senja dalam elegi yang berbeda.

Dan dalam penuh tantangan baru, Amoris dan Putra Reinhard menjadi penuh kebimbangan akan hadrinya jingga dan senja keduabelas...

Dalam flashback antara jingga dan senja mengubah gaya permainan dan topik yang seakan menjadi langka dengan hadirnya jingga dan senja kembali ke belahan purnama keduabelas.

Sejak awal pertemuan jingga dan elegi, Senja menjadi sebatas kisah yang sama akan hadirnya jingga dan senja ketiga belas diufuk belahan bumi akan hadrinya jingga dan senja yang berada pada garis khatulistiwa dan pergumulan senja yang sama.

Datangnya kembali jingga dan senja adalah titik balik pertemuan antara Amoris, Putra dan Hani. Dengan kata lain jingga dan senja menjadi kilasan balik antara bertemunya pergumulan baru dan perjanjian lama antara dua mausia dalam satu waktu.

Dengan kata lain jingga dan senja menjadi penuh dengan ketidakpastian antara pergumulan jingga dan senja yang rentan akan hadirnya purnama keduabelas dan ketigabelas.

Dalam konsekuesnsinya jingga dan senja menjadi penuh dengan kebiasaan antara jingga dan senja yang hadir akan bulan baru dan langit yang sama antara pertemuan dua manusia yang terlatih dari kebiasaan akan purnama dan kehadiran tabula rasa atau papan lilin yang penuh dengan keberpihakan antara Putra Reinhard dan Amoris Saratib. Dalam pertemuan dua manusia dan perbedaan latar dan musim dan waktu, jingga dan senja menjadi penuh dengan tantangan dan sekaligus pengarang baru akan hidup nya jingga dan senja akan hadirnya purnama ketiga belas dan keduabelas jingga dan senja.

Dalam konteks budaya dan rasa jingga dan senja menjadi penuh dengan tantangan baru ketiga belas hewan dan manusia antara jingga dan senja dalam konteks budaya dan rasa.

Dengan kata lain jingga dan senja menjadi penuh dengan pergumulan ketiga belas dan keduabelas jingga dan senja yang menjadi penuh dengan pengharapan akan hadirnya purnama ketiga belas.

Dalam konteks perjanjian jingga dan senja telah diketahui pasti bahwa Amoris dan Putra Reinhard menjadi penuh dengan misteri akan hadirnya jingga ketiga belas.

Dalam konteks sosial dan stres Amoris Saratib dan Putra Reinhard sangat penuh dengan tantangan akan hadirnya jingga dan senja serta purnama ketiga belas maupun keduabelas purnama yang ganjil.

Dalam konteks jingga dan purnama ketiga belas menjadi saksi bisa antara dua manusia dan waktu berdirinya jingga dan senja ketiga belas yang penuh dengan purnama dan bulan sabit.


Dalam konteks budaya dan ruang telah dijelaskan bahwa jingga dan senja menjadi penuh dengan tantangan akan hadirnya purnama dan jingga ketiga belas yang penuh dengan keseimbangan antara langit, bumi, dan angin. Dengan kata lain jingga dan senja sangat penuh dengan perkembangan antara bumi, langit, dan bulan. Matahari yang bernaung dibawah langit yang sama telah terbendung dengan sebatas cerita dan perlindungan akan hadirnya purnama senja yang terhubung antara bulan dan buku baru kehadiran jingga dan senja dalam lingkup yang sama dan terdiri dari pergumulan jingga dan senja yang sama dengan matahari dan bulan sebagai moment akan lahirnya purnama ketiga belas dan jingga keduabelas. 

Dalam konteks sebuah prakarya akan hadirnya purnama ketiga belas dengan kata lain jingga dan senja penuh dengan kenyataan bahwa takdir dan gaya matahari senja sangat penuh dengan perbincangan yang kekal dengan kenyataan bahwa jingga dan senja adalah suatu bukti dari berdirinya tabula rasa ketiga belas dalam konteks ruang, waktu dan tempat.

Amoris Saratib berkata dengan konteks budaya yang terlatih akan hadirnya drama dan kisah akan dua belas penjaga yang menjadi bentuk kebiasaan akan senja dan jingga. Dalam konteks bahasa dan makna kini terjalin suatu prakarsa antara jingga dan senja dan konteks tabula rasa ketiga belas.

Kesekian kalinya jingga dan senja menjadi penuh dengan kebahagiaan antara temaramnya dingin senja dan jingga dan kedekatannya dengan matahari pagi dan matahari senja, dengan keadaan apapun jingga dan senja menjadi penuh dengan come back to reality...

Dengan kata lain Amoris dan Putra hanyalah sebatas kisah antara dua manusia dan pergumulan atau perjanjian jingga dan senja yang sampai sekarang hanyalah mitos antara dua manusia, malaikat, dan hewan. Dengan kata lain pergumulan senja dan elegi hanyalah sebuah foodnote akan hadrinya jingga dan purnama ketiga belas menuju keempat belas....

Dalam bentuk kegundahannya Amoris dan Putra Reinhard adalah sepasang bukti bahwa manusia dan malaikat adalah dua insan yang saling menjelma menjadi gelapnya rotasi bumi dan bulan 

Dengan kata lain Amoris dan Putra adalah catatan akan hadrinya purnama ketiga belas dan keduabelas.

Hani come back to the nature and the future in the coming sense to the our rules.

Dan dalam perjanjian dan pergumulan senja lagi, Amoris dan Putra Reinhard terjebak dalam panasnya tembakan dan panahan cupid yang mempunyai nama yaitu Hani, dengan kegelisahan akan masa depan dan cupid yang ada sekarang Amoris dan Putra menjadi penuh dengan tantangan akan bergumulnya dua manusia dan dua insan yang terjajah oleh ruang dan waktu.

Dengan kata lain Amoris dan Putra adalah bentuk nyata akan pergumulan jingga dan senja yang terukur dengan beragam bentuk dan konsekuensi akan hadirnya purnama ketiga belas dalam rentang garis bujur yang sama.

Dalam konteks masa jingga dan senja adalah bentuk ketiga dalam putaran roda dan garis waktu yang sama, dalam penciptaannya mereka hanyalah sebatas kisah klasik dan modern yang diramu dalam suatu bentuk tata surya antara matahari, bulan, dan bumi. Rotasinya sama dengan perputaran denyut nadi antara keduanya, Dalam konteks budaya perwujudan keduanya adalah misteri dan langka karena dalam konteks ini jingga dan senja adalah dua rotasi perputaran yang terjadi antara bumi, langit, dan matahari.

Secara garis besar rotasi ini menggambarkan satu wajah akan hadirnya jingga dan senja serta elegi dalam satu warna dan kata. Dengan kata lain jingga dan elegi hanya lah faktor antara jingga dan senja dalam konteks elegi.

Tidak ada komentar: