Dengan nama tanah dan air ku menulis lagi. Jawaban akan tanah yang ku pijak menyairkan lembah sang purnama. Kali ini hanya ada jingga dan senja yang membuat sebuah karya kolosal. Dan dengan hasil keringatnya ku mengingat akan ada persembahan yang ada. Dengan ini ku melihat karya seorang adam dan hawa. Menulis dengan segala kehendaknya dan memimpi sepanjang hayat dan cinta. Segenap rasa dari ku akan terus mengalir untuknya. Dan demi kepastian yang mencekam ku aku berdoa dengan nada getir dan resah. Kini sang senja telah menampakkan hatinya. Senja menulis di bawah bulan purnama yang pantas tuk dijadikan sebuah alasan untuk membiarkan cinta membekas di hati. Ku saying dengan segala jerih payah dan keringat pujangga.
Wahai hati yang ingin ku tuju aku sangat saying dan tak terbawa dengan segala perasaan. Kini aku menjadi suatu kesatuan yang entah jiwa dan pikirannya mencairkan sesuatu. Ku yakin akan purnama kedua. Senja menghilang dan purnama dating. Dengan segala kekuatan ku akan mengalir dengan baik dan lengkap serta lancar.
Di malam yang indah ini ku titip kan suatu keharusan akan jingga dan senja yang memantul bahwa aku memiliki satu hati yang terisi dengan segala kemewahan dan kekhasan. Dengan ini ku yakin akan jawabannya yang terakhir. Ku akan menjadi suatu hal yang pantas akan kenyataan bahwa ku memilikinya dengan segala akhir dan cinta. Ku yakin kali ini dia akan membalasnya dengan satu jawaban akan cinta. Ya aku memandangnya dengan satu keyakinan bahwa aku akan menuliskannya lagi demi suatu cinta dan kisah baru yang melegakan waktu.