Banner Seedbacklink Affiliate Program

Dalam keberagaman antara malaikat jingga dan malaikat senja. Amor dan Putra.

Pada pertemuan dan kesepakatan akan hadirnya jingga dan senja kenangan itu membelakangi karya baru sang pelipur dan pujangga. Kini matahari yang cerah dan merekah balik ke dalam peraduannya yang kesekian kalinya jingga dan senja menjadi penuh dengan latar belakang yang samasekali memberkati akan angan angan yang dulu. 

Pertemuan itu meningglkan kesan yang sangat sakral baginya. Kini sang pemilik jingga menepati janjinya untuk selalu menemani dan mengitari bumi sepanjang tata surya dan peredaran matahari.

Kini di peraduannya yang kesekian kalinya Amoris Saratib dan Putra Reinhard menjadi penuh dengan keakraban layaknya matahari dan bintang. Ya, mereka memang berbeda tetapi jiwa mereka satu bahwa tak ada kamus yang akan meninggalkan duluan dan yang di tinggalkan duluan, keduanya tepat sama sama saling melengkapi dan menemani.

Kala itu matahari jingga bersinar dengan terangnya, sedangkan matahari senja hanya mengibarkan warna dan menerangi bulan.

Dalam pertemuannya dengan jingga, si matahari senja hanya bisa melihat dengan jelas pantulannya. Ya mereka sewarna dan sejenis.

"Wahai tata surya dimana ada bukit adalah matahari ku menyinarinya"

"Wahai tata surya dimana ada bukit adalah matahari ku menyinarinya"

Dua kalimat pengulangan yang menyatakan keberadaan akan hadirnya Amoris Saratib dan Putra Reinhard, sungguh jelas mereka muncul di bawah langit yang sama.

BLUE. Kata blue adalah kumpulan dari langit dan awan biru, kini sang jingga dan sang senja menerangi dan menutupi warna nya yang kadang berubah menjadi sunset dan sunrise. Dikala matahari dan langit terjaga di situ pulalah malaikat dan manusia bersabda

JINGGA. Kata jingga adalah kumpulan dari warna matahari yang lahir dan terbenam.

SENJA. Kata senja adalah kumpulan dari warna matahari yang tenggelam dan bersinar.

Kini ketiganya menjadi satu warna bernama elegi. Ya ini dia pantulan kembarannya. Dalam gelap dan terang mereka memiliki warna yang sama.

Dalam sejuta keberpihakan akan peraduan dan pergumulan mereka melengkapi dan saling menemani satu sama lain, dengan kesengajaan warna yang timbul dan pudar sama dengan ketentuan bahwa matahari untuk menyinari dan bulan serta bintang hanya hiasan langit.

Darimana asalanya bulan, Darimana asalnya bintang, dan darimana asalnya matahari?

"Kini tanya ku tak terjawab." Amoris

"Mereka berasal dari kamu deh kayaknya" elak Putra.

Entah sejak kapan mereka berdua berimajinasi dan menanyakan serta memikirkan asal bulan, bintang dan matahari. Tanya tanpa yaaa mungkin kini mereka melotot karena di atas badan mereka memang muncul ketiganya.

Di malam, siang, pagi dan sore mereka selalu bertanya tetapi dalam diam.

Dalam konsep dan konteks di sini memang tidak ada konsonan bulan-bintang-dan matahari. Akan tetapi nama lah yang membuat mereka sejiwa, entah itu dari magnet dan kehidupan yang mana. Mereka sejiwa, Ya mereka berbeda tetapi mereka sejiwa, jauh dari pertemuannya mereka sudah di kategorikan harus bersama.

Begitulah jarak, waktu, hubungan , dan entah apa yang membuat mereka selalu terlihat KEMBAR.

Dalam pantulan yang sama pula mereka memiliki konsonan kata dan konsonan warna. Sehingga banyak yang mengira bahwa mereka dua orang yang berbeda tetapi searah dan sama.

Ya. Kali ini Amoris dan Putra memang sama.

Lalu bagaimana mereka di ciptakan itu sangat gampang. Karena mereka berbeda tetapi selalu sejiwa. Dan dengan keberagaman sifat dan konsep akan keberadaan jingga dan senja sama dengan konsep TABULA RASA. Dalam tokoh yang sama mereka benar kembar.

Seiring berjalannya waktu mereka memang kembar. Pantulan diri mereka perlahan bersatu. Entah karena alasan melengkapi atau menemani tapi mereka beneran kembar.

Hahahahahaha wahai pelaku novel sangat jaranglah kisah di tokoh yang kadang protagonis maupun antagonis. Ini bukan novel, film, atau komedi anak remaja. Mereka sungguh nyata.

JINGGA DAN SENJA. #Tabula Rasa dalam kapasitas Amoris Saratib dan Putra Reinhard. 

Ya mereka senama, sedarah, senada, serasi, dan masih sama.


PUJANGGA TABULA RASA

Tidak ada komentar: